Karomah Syekh Abdul Qodir Jailani Melawan Iblis. Kisah kesaktian Syekh Abdul Qodir Jaelani ini diriwayatkan oleh Syekh âUtsman as-Sirafani, baliau berkata, Aku suatu kali mendengar tuan kita, Syekh âAbdul Qadir al-Jailani berkata: âAku pernah bermukim sendirian di sebuah kawasan gersang.
Syaikh 'Abdul Qodir Al-Jaelani Abdul Qadir Jaelani atau Abd al-Qadir al-Gilani adalah seorang ulama fiqih yang sangat dihormati oleh Sunni dan dianggap wali
Rabu 27 Oktober 2021, Syekh Ibrahim Al-Jailani lakukan kunjungan ke Pondok Pesantren Thariqul Mahfudz yang berada di Dusun Sumbersari, Desa Melaya, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana. Kiai Ahmad Marzuki, Pengasuh Pondok Pesantren Thariqul Mahfudz menjelaskan bahwa kunjungan cicit Syekh Abdul Qodir Al-Jailani selain silaturahmi, juga untuk syi
Bukuberjudul asli âNahr Al-Qâdiriyah Manâqib Syekh Abdul Qâdir Al-Jilâniâ karya cucu Syekh Abdul Qadir Al-Jailani ke-25 ini hadir guna mengelaborasi secara mendalam kehidupan tokoh yang bergelar pemimpin para wali. Pasalnya, sebelum menapaki jalan spiritual kesufian, Syekh Abdul Qadir terlebih dahulu melakoni rihlah ilmiah dari rentang
KHASKEMPEK.COM â Saat Syekh Abdul Qadir Al-Jailani masih muda, ada kisah ajib. Ketika beliau sedang bersama dua temannya, Ibnu Saqo dan Ibrahim, mereka asyik ngobrol tentang seorang syekh yang alim, bahkan disebut sebagai wali Quthub Rabbaniy bahkan konon katanya memiliki karomah bisa menghilang.
zfR6N. JEMBRANA Syekh Ibrahim Al-Jailani lakukan safari dakwah dan kunjungan ke beberapa Pondok Pesantren di Indonesia. Syekh Ibrahim bin Syeikh Amin Al-Jailani merupakan cicit Syekh Abdul Qodir Al-Jailani keturunan yang ke 28 berasal dari Libanon. Foto Syekh Ibrahim Al-Jailany saat kunjungi PP. Thariqul Mahfudz Melaya, Jembrana 28/10 Rabu 27 Oktober 2021, Syekh Ibrahim Al-Jailani lakukan kunjungan ke Pondok Pesantren Thariqul Mahfudz yang berada di Dusun Sumbersari, Desa Melaya, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana. Kiai Ahmad Marzuki, Pengasuh Pondok Pesantren Thariqul Mahfudz menjelaskan bahwa kunjungan cicit Syekh Abdul Qodir Al-Jailani selain silaturahmi, juga untuk syiâar, dan tabarrukan kepada Syekh Abdul Qodir Al-Jailani melalui cicitnya. jelasnya. âKunjungan Syekh Ibrahim Al Jailani ke PP. Thariqul Mahfudz menjadi kebanggaan tersendiri bagi kami para santri dan pengurus serta jamaah. Khususnya untuk PP Thariqul Mahfudz itu sendiri, bisa disambangi cicit keturunan mulia pemimpin para wali yaitu Syekh Ibrahim bin Syekh Amin Al-Jailani,â katanya. Syekh Ibrahim sangat senang dan bangga bisa ber-silaturahmi ke PP. Thariqul Mahfudz, dan bisa berjumpa dengan para penuntut ilmu santri ditengah sambutan hangat keluarga besar Pondok Pesantren. âSemoga Pimpinan Pondok Pesantren ini senantiasa diberi kekuatan oleh Allah, panjangkan umurnya, dimurahkan rezekinya,â katanya menutup sambutan. Kontributor Ahmad Wildan
ďťżBangga? Tentu. Pagi itu, Selasa 27/03, masjid Pondok Pesantren Wisata An-Nur II sejak usai dilaksanakannya sholat Subuh terdengar gema tausyiah. Bukan majelis biasa, pagi itu, malaikat pun serasa turut hadir menyimak. Pada kunjungan keduanya ini 27-28/03, berkenan Syekh Amin bin Muhammad Ali Ad-Duhaby Al-Jailani menyampaikan banyak nasihat kepada para santri. Mereka disuplai lewat ajakan lembutnya agar setiap waktu tidak putus-putusnya mengingat Allah SWT dengan membaca dzikir. âHanya perlu 4 sampai 6 menit saja setiap selesai salat.â Tegasnya. *Biografi Singkat Syekh Amin Ayah beliau Syekh Muhammad Ali. Terlahir sebagai cucu ke-26 Syekh Abdul Qadir Al-jailani, beliau murni bertumpah darah Turki. Atas instruksi ayahnya, Amin Kecil berhasil menamatkan Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah-nya di kampung sendiri, Lebanon. Tahun 2018 ini, umurnya telah genap 70 tahun. Beliau adalah bapak dari 18 anak dari keempat istrinya. *Berjuang di Indonesia âHampir seluruh kawasan Indonesia pernah beliau kunjungi.â Begitu kata Ismail, Pendamping setia Syekh Amin sejak 4 tahun silam. Banten, Jawa Barat, merupakan kota pertama beliau mendarat di Indonesia. Dan di kota itu lah Ismail berjumpa dengan ulama yang beraliran Sufisme ini. Mulanya, terhitung satu dua daerah saja yang dicanangkan sebagai objek utama beliau berdakwah. Namun seiring alur waktu, tahun 2016 beliau mulai mengembangkan sayapnya di berbagai kota-kota besar. Seperti Pekalongan, Cirebon, Malang dan sekitarnya. *Melihat Kampung Bahasa Sore cerah pantas bersanding wajah ceria. Dari pintu mobil Alphard, turun sosok dengan gamis khas Timur Tengahnya. Syekh Amin, menyiratkan senyum bahagia saat para santri asrama bahasa Arab menyanyikan lagu sambutan. Beliau menyinggung 3 asas pokok alasan mengapa kita harus belajar bahasa Arab. Sebab, nabi kita sendiri orang arab yang tentunya berbahasa Arab, pula Al-Quran sebagai muâjizat agung itu berlafadzkan Arab, serta seluruh penduduk surga yang berbahasa Arab. Seperti realita kehidupan, jika kita cinta seorang, niscaya hal lain yang bersangkutan dengannya akan kita cintai juga. âBegitupun cinta kita pada bahasa Arab yang boleh jadi perantara cinta kita padanya, Rasulâ, tutur beliau di tengah penyampaiannya. Di akhir kesempatan itu Beliau sempat berpetuah, âSiapa saja di antara kalian yang nanti selamat di akhirat, tolong bantu sahabat samping kalian. Karena tiada yang tahu siapa yang ditakdirkan selamatâ. *Hadiah dari Lebanon Syekh Amin sangat senang berada di An-Nur II, dan sebagai kenang-kenangan, beliau memberikan sejumlah hadiah. Menjelang waktu dhuha kemarin, Selasa 27/03 secara simbolis beliau memberikan sebuah kenangan kepada pengasuh, Dr. KH. Fathul Bari, M. Ag berupa Imamah khas Turki. Dan di malam harinya, bagi santri yang dapat menjawab pertanyaan beliau, dihadiahkan sebuah kopyah khas Turki warna putih dengan warna merah di atasnya. âImamah itu adalah kebanggaan bangsa Turki. Sangat identik sekali dengan kebiasaan para sufiâ, terang Ismail. Atas isyarat itu, beliau berharap bila mana Pondok Pesantren Wisata An-Nur II ini kedepannya bersinar lebih terang. Layaknya filosofis nama pendiri âBadrunâ yang berarti Purnama. âPurnama adalah yang paling mencolok di antara bintang lainâ, begitu pungkas beliau. Pewarta Ilham Editor Izzul Haq
MALANG RAYA Dakwah keliling Sayyid Ibrahim bin Amin Muhammad Adzhuhaibi al-Jailani dari Lebanon yang merupakan keturunan ke 28 Sulthon Aulia Syech Abdul Qodir al-Jailani, di sejumlah Pondok Pesantren di Jawa timur mendapatkan pengawalan khusus dari Kyai Bersama Santri Embongan, mulai tanggal 22/02/â22 sampai 01/02/â22 Diantaranya tokoh Santri Embongan tersebut adalah Tiyok, Gus Doni Tursina, Gus Jadid, Mbah Enggot, Pak Sulis, Pak Fadol, Pak Fatkhur, Ustad Sabda, Pak Pri, Tole, Pak Fauzi, Didik, Cahyo, Pak Doyok,Rosyid,Cak Porong, Saiful, Pak Wek, Cak Pen, Muhid, Dian,Dika,Asror, Abah Johar,Mawardi, Mantoha, Sholeh, Aok, dan masih banyak lagi. Foto Sayyid Ibrahim bin Amin Muhammad Adzhuhaibi al-Jailani tengah, Suroso Bin Soedri Romo Suroso dan istri Umi Dina.samping kanan dan kiri Salah satu tokoh santri Pak Tiyok mengatakan, âpengawalan atau keikutsertaan para santri Embongan dalam mengiringi dakwah beliu merupakan satu kesempatan yang sangat dinanti dan kita juga bersyukur diberikan kesempatan Allah SWT, mengantarkan Cicit Sulthon Aulia Syech Abdul Qodir al-Jailani untuk berdakwahâ.ucapnya. Foto Sayyid Ibrahim bin Amin Muhammad Adzhuhaibi al-Jailani tengah, Santri embongan Mbah Jenggot Kiri, Santri embongan Pak Tiyo Kanan Sedangkan Kyai Nurul Huda Rowat dari Sendang Biru, menyampaikan, Kalau dirinya juga bersyukur kehadiran Sayyid Ibrahim bin Amin Muhammad Adzhuhaibi al-Jailani, âmampu menjadi pencerah bagi temen-temen Embongan yang saat ini dengan sukarela menjadi santriâ. Tandasnya. Syekh Sayyid Ibrahim bin Amin Muhammad Adduhaibi al-Jailani kiri, Kasepuhan LUHUR KEDATON Kanan Sementara itu, Kasepuhan Luhur KEDATON, mengemukakan bahwa bagi dirinya yang ikut Thoriqoh Qodariyah Wa Naksabandiyah TQN dari Syekh Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin Abah Anom PP. Suryalaya , âbisa bertemu Sayyid Ibrahim bin Amin Muhammad Adzhuhaibi al-Jailani keturunan ke 28 Sulthon Aulia Syech Abdul Qodir al-Jailani, merupakan berkah dan keberuntungan yang istimewa dan luar biasa, apalagi bisa ikut mengiringi dan mensyiarkan dakwah beliau Cicit Sulthon Aulia Syech Abdul Qodir al-Jailani lewat pemberitaan di Media Kontras TIMES, sehingga semua ummat Muslim bisa ikut mengambil Hikmahnya â.tandasnya. Ilm
Bogor, NU OnlineSyekh Amin Aduhaby Al Jailani, keturunan ke-22 Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, mengungkapkan bahwa kemerdekaan Indonesia yang ke-71 tahun ini bisa dicapai bangsa Indonesia salah satunya karena umat Islam selalu melakukan dzikir dan shalawat. Masyarakat Muslim Indonesia dekat dengan Allah, yang berdoa sejak masa-masa perjuangan sehingga mencapai kemerdekaan pada tahun 1945.âSaya berpesan, jagalah majelis dzikir dan majelis shalawat. Seringlah melakukan dzikir untuk mengingat Allah. Barangsiapa ingat Allah, Allah akan mengingatnya, Allah akan menolong dan membantu hambanya. Dengan dzikir, hati menjadi tenang, dan datang ke majelis ini akan menenangkan hati,â jelas Syekh Amin Aduhaby Al-Jailani ketika menyampaikan pidato di depan ribuan jamaah Pondok Pesantren Al Falak Bogor 21 Agustus 2016.Ia mengajak umat Islam untuk selalu ingat kepada Allah di mana saja, ketika sadar maupun tidak. Karena ada sebuah hadits yang menyatakan, suatu ketika sahabat bertanya tentang shalawat, dan dijawab bahwa barangsiapa shalawat sekali Allah akan membalas 10 kali. âAda malaikat yang khusus mendengarkan shalawat kemudian disampaikan pada Nabi Muhamamd. Ketika sampai pada Nabi, maka Nabi pun berdoa kepada Allah untuk mengampuni orang yang bershalawat tersebut. Orang yang membaca shalawat akan mendapatkan ampunan dari Allah SWT,â ujar Syekh awal pelaksanaan acara, para jamaah menyanyikan lagu Indonesia Raya yang diikuti dengan shalawat dan dzikir bersama. Dalam kesempatan ini Syekh Amin memberikan ijazah berupa dzikir dan wirid kepada ustadz, kiai dan para hadirin yang hadir. Dzikir yang diberikan oleh Syekh Amin sebagai keturunan Syekh Abdul Qadir Jailani diterima oleh para hadirin dengan penerimaan yang itu putranya, Syekh Ibrahim Al Jailani, memimpin shalawat burdah yang diikuti oleh ribuan santri dengan penuh kehusyuan diiringi musik marawis dari Pesantren Al Falak. Sesekali Syekh Ibrahim memercikkan air ke para santri yang disambut dengan antusias dan teriakan âAllahu Akbarâ.Syekh Ali Badri dari Jawa Timur yang hadir dalam acara ini sekaligus juga menjadi penterjemah khutbah Syekh Amin mengungkapkan bahwa awal kemerdekaan Indonesia memang tidak lepas dari peran santri dan para ulama di Nusantara. Menurutnya, majelis malam ini adalah bagian dari upaya untuk mensyukuri kemerdekaan Indonesia, karena santri paling berhak untuk ikut serta mensyukuri kemerdekaan sebab perannya penting dan krusial dalam upaya kemerdekaan Tubagus Agus Fauzan, Pimpinan Pesantren Al Falak Pagentongan memberikan ijazah dzikir kepada para jamaah yang hadir ketika melaksanakan dzikir bersama di dekat makam Mama Falak. Dzikir pesantren Al Falak ini bisa digunakan untuk berdoa tiap hari. Acara ini digagas oleh KH Tubagus Agus Fauzan, Ketua Umum Yayasan Al Falak Pagentongan yang mendapat ijazah langsung dari Syekh Amin Al Jailani dan diberi hak untuk mengijazahkan dzikir Thariqah Qadiriyah wa Naqsabandiyah. Sekretaris Yayasan Al Falak Achmad Ubaidillah mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan wasilah dari KH Agus Fauzan sebagai penerus Abah Falak sebagai Mursyid Tariqah Qadiriyah Naqsabandiyah sehingga bisa dipertemukan dengan Syekh Amin sehingga bisa bertemu untuk kedua perwakilan dari Pesantren Al Falak, KH Ahmad Hasbullah menyampaikan terima kasih atas kedatangan Syekh Amin dan putranya dan pada ribuan hadirin yang mendhadiri acara Dizikir Akbar ini. Acara ini dihadiri oleh Acara ini dihadiri pula oleh Rois Suriah NU Kota Bogor KH Fuad Fikti, dan Ketua Pimpinan Cabang NU Bogor KH. Romdhoni, para jamaah dari sekitar Jabotabek, perwakilan pemerintah daerah, Kepolisian dan TNI, serta masyarakat sekitar. Red Mahbib
JAKARTA, - Kisah hidup ulama sekaligus kakek buyut Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Syekh Nawawi Al Bantani, akan diangkat menjadi film oleh Mizan Productions dan Yayasan Surya Nusantara Abadi Initiative SNA Initiative. Saat menerima audiensi Mizan Productions dan Yayasan Surya Nusantara pada Rabu 31/5/2023, Ma'ruf menyampaikan dukungan atas rencana pembuatan film tentang ketokohan Syekh Nawawi Al Bantani. "Tokoh Syekh Nawawi Al Bantani sangat penting dan kalau itu dijadikan film saya kira ini adalah tokoh yang sangat menarik," kata Juru Bicara Wakil Presiden, Masduki Baidlowi, Rabu, dikutip dari YouTube Wakil Presiden Republik juga Soal Menkominfo Pengganti Johnny Plate, Maruf Amin Tunggu Saja Masduki menuturkan, Syekh Nawawi Al Bantani adalah guru dari syekh atau ulama yang banyak menyebarkan agama Islam di Indonesia, misalnya Kiai Cholil Bangkalan, KH Hasyim Asy'ari, dan KH Ahmad Dahlan Masduki melanjutkan, dalam audiensi ini, Ma'ruf sempat bercerita soal peran buyutnya dalam peristiwa Geger Cilegon pada 1888 lalu. Geger Cilegon merupakan peristiwa perlawanan rakyat Banten melawan pemerintahan Hinda Belanda. "Geger Banten ini dalam sejarah dicatat sebagai sebuah revival kebangkitan gerakan kebangkitan para ulama di Indonesia yang kemudian akhirnya melahirkan bibit-bibit nilai-nilai kebangsaan, nah di antara nilai kebangsaan dan religiusitas yang dibahas bersama Wapres,â kata Masduki. Baca juga Maruf Amin Mengaku Sudah Silaturahmi dengan Tokoh NU yang Masuk Bursa Cawapres Ma'ruf juga memberikan arahan agar film tersebut nanti mempunyai dimensi sejarah kebangsaan sekaligus menjelaskan tentang latar belakang keagamaan dan keilmuan dari Syekh Nawawi Al-Bantani bersama silsilah keilmuannya dengan ulama-ulama nusantara. Adapun pihak Mizan Productions mendatangi Ma'ruf untuk meminta doa restu dalam rencana pembuatan film tentang Syekh Nawawi Al Bantani. "Saya ada rencana karena Mizan dari dulu kan memang kita fokus untuk mengembangkan pendidikan Islam di Indonesia, buku-buku intelektual Islam terutama ulama-ulama Indonesia, jadi saya mau minta izin restu dari Pak kiai,â kata Direktur Utama Mizan Productions Irfan Bagir. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
syekh amin al jailani